Senin, 18 April 2011

Untuk Mama

Namaku Karina Destyana. Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Aku mempunyai adek bernama Safika Narwastu. kami sekolah di SMPN 1. Aku duduk dibangku kelas IX, sedangkan adek ku duduk di bangku kelas VIII. Aku mempunyai seorang papa dan mama yang sangat baik. Aku dan adek ku sangat menyayangi ayah dan ibu.papaku bekerja di suatu perusahan yang terkenal di Indonesia. Sedangkan mamaku adalah ibu rumah tangga. Kami adalah keluarga yang harmonis. Selalu ada canda dan tawa di kehidupan keluargaku.Sampai suatu hari, saat mama sedang memasak di dapur..Pranggg…..“suara apa itu Fik?”“adek nggak tau kak. Coba kita tengok ibu di dapur.”Saat itu, aku dan adek ku sedang berada di ruang keluarga. Aku sedang mengerjakan tugas sekolah, sedangkan Fika sedang asyik membaca komik.Kami memutuskan untuk bergegas ke dapur. Namun.“mamaaaa??” teriak Fika. Ternyata mama sedang tak sadarkan diri. Piring yang dipegangnya terlepas dan jatuh pecah.“mama? Mama bangun mah! Bangun mah!” aku menggoncangkan tubuh mama. Tapi mama tak kunjung bangun.Ahkirnya aku memutuskan untuk menelepon papa. Dan papa menyuruhku untuk segera membawa mama ke rumah sakit. Papa akan segera menyusul. @hospitalMama segera dilarikan ke UGD. Aku dan Fika tak boleh ikut masuk. Ahkirnya, kami hanya menunggu diluar ruangan. Fika menangis, aku tak tau harus berbuat apa.“sudahlah dek! Jangan nangis terus!” ujarku sambil membelai rambut Fika“tapi kak. Fika takut mama kenapa-napa. Hiks”“Fika. Pandang mata kakak!” Fika pun megikuti perintahku.“percaya sama kakak mama akan baik-baik saja!” aku berusaha meyakinkan Fika.“iya kak. Aku percaya :)” ahkirnya Fika tak menangis lagi.Aku melihat papa berlari mendekati kami.“papa” panggilku.“Karin, Fika” kata papa sambil mendekat kea rah kami.“bagaimana keadaan mama?” ketika papa bertanya. Dokter yang menangani mama keluar dari ruangan.“dok. Bagaimana keadaan istri saya?”“bagaimana keadaan mama saya?”“maaf. istri bapak tidak dapat teselamatkan. beliau terserang penyakit jantung dadakan. Saya harap kalian dapat menerimanya.” Jelas dokter, lalu mempersilahkan kami masuk ke dalam.Aku melihat mama terbujur kaku. Perasaanku berkecambuk tak karuan. Mataku mulai panas karena menahan air mata. Aku berusaha keras untuk tidak menangis. Namun semakin ku menahan air mata ini, semakin rasanya aku ingin menangis sekeras mungkin.Gagal! Air mataku tumpah. Aku menangis bersama dengan adek dan papaku. Kami menangis sesegukan. Yang membuatku lebih sedih lagi. Esok hari, umur mama bertambah satu. Namun pada saat mama akan merayakan hari bahagianya, justru Ia meninggalkan kami untuk selamanya. Hari ini aku dan Fika tidak masuk sekolah. karena, mama akan dimakamkan pagi ini. Papa sudah lebih tenang dari pada kemarin. Aku dan papa pun berusaha untuk lebih tegar menghadapi semua ini. Namun aku sedih melihat Fika yang tak henti-hentinya menangisi mama. ~~~~~Acara pemakaman mama belum dimulai. Aku duduk di taman rumah sambil termenung.“Karin” ada yang memanggilku.Aku menengok ke arah datangnya suara. Aku melihat Tasya berjalan ke arahku diikuti teman-teman sekelas dan wali kelasku. Aku pun tersenyum melihat mereka semua.“Karin yang tabah ya? Jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Pasti ibumu sudah diberikan oleh Tuhan tempat yang terbaik.” Kata bu Siska wali kelasku.Aku hanya mengangguk dan tersenyum.“yasudah. Ibu mau ketemu dengan ayahmu. Ibu ke depan dulu.”“baik bu. Terimakasih banyak.” Bu Siska meninggalkan aku dan teman-teman di taman belakang rumah.“Rin. Kita semua turut berdukacita atas kepergian mama mu. Kamu tetep smangat ya? Tetep jadi Karin yang seperti biasa.” Kata Tasya“jangan larut dalam kesedihan!” sambung Ikhsan“tetep ceria dan tersenyum!” Ika pun ikut menyambung“kalok mau curhat. Telinga kita siap untuk mendengarkan.” Rio menyambung juga“karena, kita semua adalah keluarga” teman sekelasku serempak mengatakannya.“iya temen-temen. makasih banyak ya? Aku akan jadi Karin yang seperti biasa dan tak akan larut dalam kesedihan.” Kataku pada mereka sambil tersenyum.“sib” jawab mereka serempak. @tempat pemakamanMama akan segera dikuburkan. Fika masih menangis. Ayah membantu untuk menguburkan jasad mama.“tunggu sebentar! Jangan dikuburkan dulu!” triakku sambil berlari mendekat sambil membawa gitarku.“aku ingin mempersembahakan sesuatu untuk mama.”“baiklah nak.” Kata papa“hari ini adalah hari ulang tahun mama. Aku ingin memberi kado untuk mama. Aku ingin bernyanyi untuk mama sebelum mama dikuburkan.” JelaskuAku segera duduk di tanah dan mulai memetik gitar sambil bernyanyi. Apa yang kuberikan untuk mama,Untuk mama…Tersayang… Tak ku miliki sesuatu berharga,Untuk mama..Tercinta.. Hanya ini,Kunyanyikan..Senandung hari hatiku untuk mama.. Hanya sebuah,Lagu sederhana..Lagu cintaku untuk mama.. Namun tak dapat slalu ku ungkapkan,Kata cintaku,Tuk mama.. Namun dengarlah hatiku berkata,Sungguhku sayang,Padamu mama… Ohh… hanya ini,Ku nyanyikan…Senandung dari hatiku untuk mama.. Hanya sebuah,Lagu sederhana..Lagu cintaku untuk… ma…. Ma……. J Prokkk… prokk.. prokk…Setelah aku selesai bernyanyi. Semua orang bertepuk tangan.“terima kasih sayang. Pasti mama senang mendengar kamu bernyanyi.” Kata papa lalu mencium keningku.“kakak.. bagus banget.” Puji Fika“makasih dek J” “eh, sejak kapan kamu berhenti nangis?” tanyaku heran. Maklum, dari kemarin kan Fika nangis terus sampek tadi ke tempat pemakaman.“waktu kakak nyanyi. Aku nggak nangis lagi. Hehehe”“udah bisa ketawa juga?”“udah dong kak. Hehe”“kok bisa?”“bisalah kak. Uda kak Tanya-tanyanya! Mama udah mau dikuburkan.”“yaya. Tapi ntar di rumah certain ya?”“siap bos kakak!”“hehehe” kami pun tertawa Suasana hening saat mama mulai dikuburkan. Mataku pun mulai berkaca-kaca. Fika mulai menangis. Aku memeluk Fika.. Setelah mama dikuburkan. Satu persatu orang yang hadir dalam pemakaman mama pun pulang.“mama. Kenapa mama pergi secepat ini? Karin sedih mah!” kataku ke gundukan tanah sambil meneteskan air mata.“mah. Siapa yang akan dengerin keluh kesah Karin?” aku menghapus air mataku.“mah. Karin bakal kangen banget sama mama. Kangen senyum mama, suara mama, masakan mama, dan semua yang ada pada diri mama!”“Karin. Ayo kita pulang sekarang!” ajak papa“baik pah.”“mah.. Karin, papa dan Fika pulang dulu ya? Kalok ada waktu, Karin pasti akan ke sini. Dah mama I LOVE YOU MOM.” Setelah aku mengucapkan kata terahkirku. Aku, papa dan Fika menuju ke mobil untuk pulang. ‘anak ku. Terimakasih atas lagu yang kamu nyanyikan. Mama bahagia sekali. Mama menikmati lagu itu. mama akan selalu ada dihatimu nak! Jaga papa dan Fika. Mama sayang sama kalian semua’“mama?”“Kakak! Bangun! Jangan ngigau! Udah siang nih.” Kata Fika menggoncang tubuhku.“ii..iya Fik” aku mengucek mataku dan bangun dari tidurku.‘ternyata hanya mimpi’ batinku dalam hati. Aku merasa sangat lega.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar