Jumat, 15 April 2011

Cintanya Anak SMA

“Uh, hari ini mulai lagi… kenapa harus masuk sekolah lagi sich….!!!” Kataku saat hari senin yg indah ini harus memulai pekerjaan sebagai pelajar lagi… “Ryan ! Cepat bangun, nanti kamu kesiangan !” Terdengar suara ibu yg bernada tinggi itu… “Ya bu..” kataku sambil melangkah ke kamar mandi…. “Saatnya pergi !!” Kataku dalam hati… Jujur saja, aku kangen juga sich dengan SMAku yang biasa-biasa saja itu… Padahal hanya liburan selama 2 minggu tapi sdah kangen berat seperti ini…. Maklumlah, orang yg belum pernah merasakan cinta dr seorang kekasih seperti aku ni pasti akan kangen dengan sekolahnya,hahaha:D,pasti kalian terkejut mendengarnya,ya,aku yg duduk di bangku SMA ini belum pernah sekalipun dalam hidupku merasakan yg namanya jatuh cinta. Jika kalian bertanya mengapa ?aku sendiri pun tak tau mengapa. Mungkin karena aku tak pernah memikirkan hal itu,aku hanya berhubungan dengan orang lain hanya sebagai sahabat saja. Karena itu aku ga pernah yang namanya pacaran dan mengenal cinta…Tapi, semua berubah karena suatu kejadian, kejadian dimana aku mulai mengenal yang namanya cinta.. begini ceritanya… Saat itu,setibanya di sekolah,aku bertemu dengan Qorina teman sekelasku dikelas X ,menurut ku satu-satunya cewe yang sepantaran dan dekat denganku yaa Cuma dia sii Qori yg menurutku bawel seperti ibuku,hehehehe(piss yaa buu).”Qori…!!”teriakku.”Ryan…hey apa kabar?,liburan kemana aja nii?” Jawabnya sambil tersenyum khas dirinya.”ehh,bisa gak sii kamu tuh kalo nanya satu-satu?aku baik,liburan aku cuma dirumah! kamu?” jawabku dengan sedikit cemberut”aku baik,liburan ku asik loohhh…aku ke Bali! hahaha! ” Jawab Qori dengan tawanya yang amat menggemaskan itu”terus oleh-olehnya mana?” Tanya aku dengan berharap”nih tenang ada..”jawab Qori sambil memberiku sebuah oleh-oleh khas Bali“makasih ya… hehehe” kataku dengan riangnya.. ‘teeeeeeeeetttttttt’ bel sekolah pun berbunyi. ”Ayo masuk”ajakku pada Qori,4jam pun berlalu dengan pelajaran yg sangat amat membuatku sebelll banget!. Saat memasuki jam istirahat yang walau hanya 15 menit saja, aku dan Qori pergi ke kantin bersama-sama. Walau aku hanya membawa 4 ribu saja. Tapi itu sudah cukup untuk membuat aku tenang dan nggak malu-maluin di depan teman-temanku.4 bulan telah berlalu, hubunganku dengan Qori semakin dekat. Wlaupun kami cuma sebatas teman, tapi aku sering diledek sebagai kekasihnya Qori. Mungkin karena aku memang sudah akrab dengan Qori sejak kelas 8. jadi mereka menganggap aku ini berjodoh dengannya. Huh, walaupun aku juga sedikit senang karena Qori adalah gadis yang paling cantik di kelasku. “Heh, dimana tu kekasih lo ???” Tanya Indra, Ketua kelas X.5, kelasku. “maksud lo siapa ??? Qori ???” Jawabku dengan nada agak jengkel. Walau dalam hati aku juga kuatir karena dia sudah enggak masuk sekolah selama 3 hari ini. “Yaiyalah, siapa lagi ??? absennya udah banyak buanget nii !!!” Jawab indra sambil menunjukan mimik yang menjengkelkan untukku. “Mana Gue Tau !!! Lo kata gue satpam dia apa ???” kataku dengan membuang muka sama Indra. Saat Qori tidak masuk akhir-akhir ini, sikapku mulai berubah. Aku menjadi lebih pendiam, dan lebih mudah tersinggung dengan orang lain. Di kelas, aku tak bisa konsentrasi belajar. Selalu saja yang ada di pikiranku ‘kenapa Qori kok ga masuk ya ???’ Perasaanku selalu tidak tenang ketika dia absent dari kelas. “Kenapa lo ??? akhir-akhir ini diem aja ??? mikirin Qori ya ???” Tanya Ryna, cewe paling aktif di kelas yang anaknya agak lucu. “Tau aja lo…!!” jawabku sambil menundukan kepala.. “Tapi jangan gitu juga dong !! Masa gara-gara teman dekat lo ga masuk lo jadi berubah gini !!!” katanya dengan semangat…. “Benar kata Ryna !!!” Seru Indra. “ Gue tau lo mikirin Qori, tapi ga segitunya kale, sampai-sampai lo jadi berubah 180 derajat begini…” Lanjutnya dengan menatapku.. “gimana donk ?? gue kuatir, akhir-akhir ini dia ga masuk sekolah… gue juga enggak dikasih kabar dengannya… gue coba SMS dia tapi tidak dibalas, gue telfon dia juga gak diangkat… gue takut dia kenapa-kenapa…” Sedihku didepan teman-temanku… “Yaudah, besok kan hari minggu, gimana kalau kita semua ke host dia aja ??? setuju ga ???” Usul Iwan, Wakil Ketua Kelasku…. Semua mengangguk tanda kesetujuan mereke.. “OK, Besok sekitar jam 09.00 semua sudah ada di sekolah. Kita berangkat bersama-sama…” kata Iwan dengan bijak… Sekitar jam 09.00, seperti yang dikatakan Iwan, sudah banyak yang datang di sekolah. Ada Iwan, Ryna, Indra, Chesa, Kiki, Tary, Syifa, Adit, dan gue… sebelum berangkat, kami telah melakukan persiapan. Walau rumah Qori hanya 6 km dari sekolah, kami melalukan persiapan sebelum terjadi hal-hal yang kemungkinan terjadi. Sekitar pukul 09.20 kami berangkat dari sekolah. Kami menggunakan 6 sepeda motor, dan aku mengendarai motor sendirian. Sekitar pukul 10.00 kami tiba di rumah Qori. Kami membunyikan bel dan seseorang keluar dari rumah tersebut. “Kalian mencari siapa ya ???” Tanya seorang bapak, yang ternyata Ayah Qori. “eehh, kamu Ryan, nyari Qori ya ???” katanya saat dia melihatku… “Iya om, kami semua mencari Qori, karena dia sudah absent selama 5 hari.” “Maaf ya, ini salah om. Semenjak Qori tahu bahwa om dan tante akan bercerai, Qori kabur dari rumah dan sekarang om juga tidak tahu dia tinggal dimana. Om sedang melakukan pencarian terhadapnya tapi sampai sekarang belum ketemu.” Cerita Ayah Qori, berlinar air mata. “duh, yasudah om, kami akan coba membantu. Yang sabar ya om.” Kataku mencoba menenangkan..Setelah berbincang dengan Ayah Qori, kamipun kembali ke sekolah karena motor Ryna dan Syifa ada disana….Sekitar pukul 12.00 kami tiba di sekolah… “kami pulang ya Yan,..” kata Ryna mengakhiri perjumpaanku dengan teman-teman.. “Ya, hati-hati dijalan ya…” salamku kepada mereka… Setelah mereka pergi, aku merenung di sekolah. Berdiam menatap langit, dengan seluruh rasa kecewa di hati. Hanya diriku dan angin sejuk sang alam yang menghembus yang dapat menyejukanku ‘apa dia ada disana ???’ sejenak pikiran itu yang muncul dalam otakku. Harapanku muncul dengan tekad yang datang secara tiba-tiba itu.. Akupun berangkat menuju tempat yang kutuju, tempat pertama kali aku bertemu dengan Qori. Dengan harapan yang besar bahwa dia ada disana. Kuyakinkan hati dan tekad untuk menemuinya jika memang dia disana. Setelah sampai disana, aku melihat Qori. Senang plus sedihpun kurasakan. Senang karena akhirnya kumenemukannya, dan sedih karena kulihat dia menangis dibawah pohon tempat kami biasa berbaring disana. “Ternyata benar kamu ada disini ya…” kataku sambil menghampiri Qori yang sedang duduk menangis itu. Dengan sangat kaget dia melihatku “hey, kenapa kamu tahu aku ada disini ???” Sambil menghapus air matanya.. “I don’t know, perasaan aku aja…” kataku sambil tersenyum untuk menghiburnya… “Huh,,…” katanya dengan muka sewot “Kamu kenapa ?? Ayah kamu nyariin kamu tuh…” tanyaku menatapnya… “Mau tau aja sih kamu…!!!” kesalnya menjawab pertanyaanku… “Huh… Kamu masih ingat juga tempat ini…” kataku membuka ceritaku “Iyalah !” cela dia dengan muka menyebalkan. “Jadi ingat saat kita pertama bertemu… Waktu yang terindah saat itu memang tak terlupakan, walaupun agak menyebalkan.. hehe “Tawaku sambil menatapnya.. Kulihat dia tersenyum walau sedikit. Dan itu cukup untukku melihat senyumnya yang lama hilang itu. Dan segera aku mengetahui apa yang membuatnya tersenyum. Mungkin karena dia teringat saat bertemu denganku disini untuk pertama kalinya. Saat itu, sekitar 3 tahun yang lalu, aku sedang terduduk di bawah pohon tempat biasa aku merenung dan melihat awan yang cerah dan membiru. Dengan suasana yang tenang dan sepi, aku berbaring dan terlelap karena ketenangan yang ada. Tiba-tiba saja Qori datang, diapun kaget melihat aku yang terlelap di bawah pohon tersebut. “Heh…!!! Bangun loe !!! Ngapain loe di tempat gue !!!!” Katanya mengusikku dari mimpi indahku… “Hhhmmm,, siapa loe ??? heh tempat loe ?? setau gue, lo ga pernah duduk disini… yang gue tahu ini itu tempat gue, NGERTI ???!!!!” bentakku memperkeruh suasana… Setelah sekian lama, sekitar 2 jam kami cek-cok mulut cuma tentang pohon yang menurut kami istimewa tersebut. Akhirnya kamipun kelelahan dan bersandar pada pohon tersebut. “Nama gue Ryan, Lo siapa ???” kataku membuka suasana baru. “eh, nama gue Qori….” Jawabnya dengan agak gugup Setelah perkenalan itu, kami menjadi dekat. Karena kami sering istirahat di taman ini. Kamipun menjadi dekat dan saling mengenal satu sama lain. Sekarang hubungan kami memang sudah dekat. Mungkin bukan dibilang sebagai seorang teman atau sahabat lagi. Udahlah, seperti itulah masa laluku dan Qori. Memang agak menyebalkan sich.. “Heh, kok malah diam gitu, mikirin apa sich ???” Tanya Qori mengagetkanku…“Eh, ga kok…” senyumku padanya,… “kamu kenapa kok merenung disini…???” tanyaku dengan senyum..Setelah sekitar 1 jam dia bercerita, akupun mengerti. Ternyata kedua orang tuanya akan bercerai dan itu membuat dia berontak dengan cara kabur dari rumah seperti ini. Walaupun kedua orang tuanya sudah berjanji mereka tidak akan bercerai, tetap saja Qori tidak akan pulang.Kumulai pembicaraan “Baiklah, jika kamu mau pulang, aku akan berbuat sesuatu pada kamu yang takkan pernah kamu duga sebelumnya.”“apa itu Ryan ??? jangan aneh-aneh deh.” Katanya dengan terheran-heran.“Tapi janji dulu, kamu akan ikut pulang sama aku. Baru aku kasih tahu kamu.” Kataku mayakinkan.Dia mengangguk tanda setuju.Akupun memulainya, dibawah tempat kenanganku bersamanya, dengan memegang tangannya, akupun mengatakan “Qori, aku cinta sama kamu, aku baru menyadarinya, maukah kamu menjadi pasanganku dan pulang ???”Diapun kaget, mukanya memerah dan tersipu. Air mata keluar entah itu air mata apa. Dan akupun terkejut saat dia memelukku dan berkata “Ya Ryan… Aku menerimanya dengan sepenuh hatiku, aku memang sudah lama menantikan kamu mengatakan itu.” Sambil menangis dia berkata seperti itu..Akupun bingung tak karuan. Rasa senang di hati, dan kenyamanan yang diberikan oleh Qori membuat hati ini tercampur aduk. Barulah kurasakan rasa cinta yang dibalas dengan senyum hangatnya. Membuatku bahagia dengan hidup yang saat ini kulalui seorang diri.“hmmm, baiklah aku sudah menepati janjiku, sekarang kamu ikut aku pulang ke rumah ya, kamu juga harus menepati janjimu.”kataku menagih janjiku.“iya..” katanya walau dengan tangisan yang masih ada di hatinya.Kamipun pulang sekitar jam 15.00. Ayah dan Ibu Qori senang dan berterima kasih kepadaku karena telah menemukan anaknya. Merekapun berjanji pada Qori untuk tidak memikirkan ego mereka sendiri dan lebih memperhatikan Qori.“Pak,Bu.. Saya pulang ya… Qori aku pulang ya..” Pamitku kepada keluarga Qori“ehh iya nak, hati-hati di jalan ya...” kata Ayah Qori membalas pamitku“Ehh Ryan, tunggu…” Qori mandekatiku “makasih ya, sampai ketemu besok di sekolah, jaga kesehatan kamu,dan satu lagi.” Dia membisikin sebuah kalimat ‘ I LOVE U’… sebuah kalimat yang gak pernah dikatakan kepadaku.“iya…” akupun hanya bisa berkata itu dan tersenyum.Semenjak kejadian itu, aku dan Qori menjadi sepasang kekasih. Ya walaupun banyak godaan, ledekan dll dari teman-teman sekolah. Tapi syukurlah kami masih menjalani hubungan yang sangat tak terduga ini. Yang aku tahu hanya, ‘Aku Cinta Qori, No One Else’….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar