Jumat, 15 April 2011

Kisahku Tanpa Mu

JENUH. . . Malam ini suasana malam minggu paling SEPI yang pernah aku alami sepanjang 2 tahun belakangan ini. Tak ada lagi tawa canda dari gadis manja yang belakangan ini bersikap dingin terhadapku. Huft. . . DASAR GADIS ANEH !!! Baru beberapa bulan lalu dia menangis dan berkata "Jangan tinggalkan aku ya. . .". Tapi sekarang malah dia yang menghilang seperti ditelan bumi, "kemana dia ? Tak tahukah bahwa aku sangat merasa kesepian tanpanya". 3 minggu telah berlalu, masih saja dia diam tanpa kabar. GELISAH aku dibuatnya. "Sayang. . . Apa kamu baik-baik saja disana ? Apa kamu masih mengingat aku yang begitu merindukan hadirmu ? Kenapa kamu menghilang begitu saja ? Tak pernahkah kamu berfikir tentang perasaanku yang amat sangat takut kehilanganmu ?" Sikap dinginmu belakangan ini membuatku bingung tak mengerti, Ditambah kepergianmu yang tiba-tiba dan tanpa pamit, semakin membuatku tak mengerti "Ada apa denganmu ?". Lelah aku dibuatnya. Diamnya tak berarti apapun buatku, mungkin semua salahku yang tak pernah menyadari betapa berharga kehadirannya bagiku. Dia yang selalu bilang, "Sayang. . . Kenapa kamu selalu diam, hanya tatapan mata yang selalu aku lihat saat didekatku, kenapa kamu tak pernah berkata apapun ? Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan, UCAPKANLAH. . . Karena aku akan sangat senang kalau kamu mau terbuka terhadapku". Tapi aku tetap saja diam. Jujur. . . Aku ingin sekali ngomong sesuatu sama dia, tapi rasanya sulit. Andai saja aku masih punya waktu untuk bisa bersama dia lagi, ingin rasanya ku katakan semua padanya, mungkin tak akan seresah ini jadinya. ". . .Tak mampu ku urai kata saat didekatmu, Lidah ku seakan kaku ketika ku tatap matamu, Banyak waktu yang ku lewatkan tanpamu, Memang ku telah terbiasa jauh darimu, Tapi tetap saja hatiku tak siap jika harus kehilanganmu, Sudah cukup rasa sepiku menanti hadirmu, Dan biarkan dentingan waktu yang membelai syahduku, Rasa sayangmu sudah cukup luas bagiku, Hingga ku tak mampu menampungnya dalam jiwaku, Kamu terlalu berarti untukku, Terlalu berharga dalam hidupku, Dan kamu harus tahu itu ! Mungkin aku bodoh, Tak mampu manfaatkan waktu tuk ungkapkan perasaanku itu ketika didekatmu, Tapi semua bukan mauku untuk diam, Hanya saja. . . . Getir nadiku tak mampu tertahan saat kamu genggam jemariku, Yang membuat semua kata musnah ditelan rasa malu, Malu tuk mengakui bahwa "Aku deg deg an dekat kamu" tapi sayangnya. . . Kamu tetap saja masih keras kepala, Yang tak mengerti arti diamku, Aku benci ketika kamu tanyakan "Kamu sayang ga sama Aku ?" Harusnya kamu tak perlu tanyakan itu, Harusnya kamu bisa rasakan tanpa harus ku katakan, Namun rasa ragumu menutup rasa percayamu padaku, Entah karena apa ? Mungkin karena kesalahan yang dulu pernah ku lakukan, Tapi semua telah berlalu, Kenapa kamu masih permasalahkan hal itu ? "Tak cukup pantaskan Aku untukmu ?" Sayang. . . . . Ku mohon mengertilah aku, Dan pahamilah perasaanku, Tak perlu kau tanyakan lagi, "Sebesar apa rasa sayangku padamu ?" Karena terlalu besar, hingga tak mampu ku jelaskan padamu, Aku menyayangimu lebih dari yang kamu tahu, Jika nanti jarak tak sependapat dengan hubungan kita, Berjanjilah. . . . . Ingat aku ketika hujan turun, Lihat aku saat bintang bersinar, dan Rasakan aku dalam setiap hembusan angin, Karena disaat itulah, "Aku hadir untuk menggenggam jemarimu, menguatkan saat kamu lemah, menemanimu ketika kamu kesepian" Jika saja mampu ku katakan, Ingin ku meminta satu hal padamu, "Beri aku 3 Alasan, kenapa kau pilih aku ? Kenapa kau menyayangiku ? Agar aku yakin kau terbaik untukku". . ." Tapi semu telah tak berarti, dia telah pergi, dan mungkin tak akan kembali. Mungkin dia lelah bertahan untukku yang selama ini selalu diam dan diam. Andai saja dia bisa mengerti arti diamku selama ini, mungkin dia tak akan meninggalkanku seperti ini. "Oh Tuhan. . . Bantu aku melupakan dia yang telah pergi, aku tak ingin terus-menerus tersiksa penyesalan yang tak berarti, penyesalan yang mungkin hanya akan membuatku semakin terluka dan terpuruk masa lalu yang terus menghantuiku".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar