Senin, 18 April 2011

Takdir

… Takdir … Di sebuah sekolah terkisahlah seorang cowok yang bukan main tampan nya dan seorang cewek yang juga bukan main cantik nya. Nama mereka adalah Michael dan Marisska, semua murid selalu menahan nafas ketika melihat salah satu dari mereka. Terlebih Michael, dia sangat pintar dan baik hati, sehingga ia begitu terkenal tak hanya di sekolah nya saja bahkan sampai ke sekolah-sekolah lain. Sedangkan Marisska terkenal dengan sifat nya yang anggun, dingin, dan pendiam, ia tak memiliki banyak teman kecuali Alice. Kebalikan dari Marisska… Alice meski cantik tapi sama sekali tak seperti perempuan, ia cenderung tomboy dan kekanakan. Hari-hari mereka selalu indah sehingga banyak yang iri tapi tak sedikit yang kagum. Pada suatu hari Michael pernah mencoba menyatakan cinta nya pada Marisska, tapi ia di tolak. Itu membuat murid-murid menganggap Marisska sombong, namun kejadian itu sudah lama dan hampir hilang termakan waktu… Kejadian tak terduga terjadi setelah upacara kelulusan pada acara Promn Night, Marisska datang dengan gaun pesta yang sangat indah, ya maklum lah acara Promn Night itu juga sekalian pesta kostum. Jadi murid-murid datang dengan bermacam-macam kostum. Marisska tampak sangat cantik, ia terlihat seperti putri raja yang sedang menunggu datang nya pangeran yang akan menjemput nya. Tapi ternyata yang ia tunggu adalah… … “Marisskaaaa!!!” teriak seseorang berkostum aneh dari jauh. Ia berlari menghampiri Marisska. Marisska menoleh ke arah nya, kepala nya mendongak melihat seorang cewek tinggi di hadapan nya. Marisska memperhatikan seluruh kostum cewek itu dengan heran nya. Di kepala cewek itu terdapat semacam mahkota yang cukup aneh bagi nya, seperti nya kostum yang cewek itu pakai adalah armor atau semacam nya. Di lengan kanan dan kiri nya terdapat rantai yang menjulur tidak terlalu panjang dan di ujung rantai kanan terdapat semacam bandul berbentuk segitiga, sedangkan di kiri terdapat semacam bandul berbentuk lingkaran. Marisska masih heran dengan kostum cewek itu. Sampai akhirnya cewek itu berbicara pada nya. “Marisska! Lu kenapa kayak orang bingung begitu sih?” tanya cewek itu. “Lu pake kostum apa sih, ‘Lice?” tanya Marisska pada cewek itu, yang ternyata adalah Alice. “He…he…Keren khan?! Gue jadi Andromeda Shun dari anime Saint Seiya!! Liat gue bahkan beli wig sama softlense wana ijo muda. Biar mirip sama si Shun!” kata nya sambil menunjuk wig nya. “Ya ampun… niat banget sih lu!” kata Marisska sambil memperhatikan wig Alice. “Ya…ya… tapi jangan salah sangka!! Andromeda Shun itu cowok lho!!” balas Alice. “Hmmm…” jawab Marisska singkat. Lalu Alice duduk di samping Marisska dan mereka mengobrol, sampai akhir nya acara dansa di mulai. Di alunkan lah musik-musik romantis dan lampu menjadi menggelap. Alice dan Marisska tidak berdansa dengan sesorang mereka tetap duduk di situ, Marisska hanya diam tetapi Alice sesaat celingak-celinguk mencari seseorang, sampai… “Do you wanna dance with me?” tanya seorang pemuda tampan dengan lembut pada Marisska, pemuda itu tak lain adalah Michael. Marisska memperhatikan tangan Michael yang tertuju pada nya. Dan memalingkan wajah nya. Alice merasa gregetan lalu menarik Michael keluar, setelah cukup jauh dari Marisska, ia mulai bicara. “Eh bego!!! Kok lu baru muncul sekarang sih???!!!!” tanya Alice kesal. “Sebener nya udah dari tadi, tapi gue gak berani ngajak dia ngobrol!!” bela Michael. “Aaaarrgghhh!!! Lu menggagalkan rencana kita!!” kata Alice frustasi sambil mengacak-acak wig nya, sehingga wig itu copot dari kepala nya. Michael tertawa melihat hal itu, Alice memungut wig nya lalu memukul ringan kepala Michael. “Jangan ketawa bego!! O.K. gue bantuin lu sekali lagi, tapi lu harus langsung nyatain perasaan lu ke Marisska ya?!” kata Alice. Michael mengangguk setuju. Lalu mereka melangkah masuk lagi, tanpa basa-basi ia menyuruh Marisska dan Michael berdansa, sementara ia memperhatikan mereka sambil makan coklat. Tiba-tiba seorang pemuda menepuk bahu nya. Alice menoleh dan memandangi pemuda itu… Pemuda itu tinggi kulit nya kecoklatan, lumayan cakep dan ia memakai kostum yang mirip dengan kostum Alice. “Eh lu Joe, make kostum Phoenix lu ya?” tanya Alice. “Iya… gue juga suka sama Saint Seiya. Btw lu mau dansa sama gue gak?” tanya Joe balik. “Dansa? Ogah!! Tapi kalau bertarung gue terima!!” kata Alice sambil tersenyum ala Devil dan mencengkram rantai nya kuat-kuat. Joe agak terkejut dengan reaksi Alice, saking takut nya ia malah berlari keluar sambil teriak tolong!!! Alice menyusul nya sambil sesekali berteriak ‘Nebula Chain!!!’ Sementara itu Michael dan Marisska tampak mulai tebawa suasana saat berdansa. Semua orang memperhatikan mereka dengan kagum… Mereka tampak anggun Marisska tampak cantik dengan rambut panjang nya yang menjuntai sampai ke paha nya dan berwarna pirang ke emasan, sementara Michael tampak begitu tampan dengan senyuman dan rambut nya yang sangat modis. Namun saat Michael akan mengatakan sesuatu, Marisska memotong nya. “Jangan kira gue mau dansa sama lu karena memang gue mau ya?! Ini semua demi Alice.” jelas Marisska. Michael menggigit bibir nya dan mulai berbicara. “Marisska, sekali lagi gue mau ngungkapin perasaan gue, sekali lagi!!” ungkap Michael serius saat ia selesai membawa Alice ke bagian belakang gedung. Marisska menatap mata Michael bergantian, lalu mulai membuka mulut nya. “Nggak…gue gak mau!! Sekarang lu mau balik lagi ke dalem sama gue atau gak? Inget ini semua demi Alice.” Michael terdiam, hening…sunyi…sepi…sampai Marisska beranjak meninggalkan Michael, namun tiba-tiba Michael menarik tangan nya. Michael menatap nya serius sekaligus sedih, sehingga membuat Marisska bertanya-tanya dalam hati nya. “Tunggu… gue cuma mo bilang aja ke lu!” kata Michael. “Apa?” tanya Marisska. “Terakhir kali nya…” “Apa yang terakhir kali nya?” tanya Marisska penasaran. “Gak pa-pa lu gak terima gue, itu hak lu. Tapi, mau gak besok lu nemuin gue untuk terakhir kali nya?” kata Michael semakin serius. “Terakhir kali nya?” gumam Marisska. “Besok gue bakal berangkat ke Aussie, gue kuliah di sana dan mungkin gak akan balik ke sini lagi.” tutur Michael, Marisska memandang nya kaget. Marisska memandang nya lagi, ia melihat kesedihan dan ketulusan di mata Michael, ia sedikit iba dan sedih juga. Tapi akhirnya ia melepas genggaman tangan Michael. Ia melangkah ke dalam, tapi ia berhenti ketika melihat Alice berada di dalam sedang mencari seseorang. Marisska pun kembali menjemput Michael dan kembali ke dalam bersama nya.Tak lama kemudian pesta pun selesai, Alice mampir ke rumah Marisska sebelum pulang, Alice merasa ada yang gak beres, lalu ia pun bertanya pada Marisska. “Marisska, lu kenapa sih? Apa lagi mikirin ulah gue nyomblangin lu sama si Michael ya?” “Dia besok pergi ke Aussie… dan mungkin gak bakal balik lagi.” jawab Marisska datar. “APAAA??!!! Kok si kunyuk itu kagak bilang ke gue sih? Terus soal dia nembak lu itu, lu terima?” tanya Alice penasaran. Marisska terdiam sambil menggigit bibir nya, tiba-tiba saja air mata nya terjatuh. “Riss…!!! Lu kenapa?!! Marisska !!?” tanya Alice khawatir. “Gue nolak dia ‘Lice, gue nyesel! Gue sebener nya udah lama suka sama dia… tapi gue takut di gangguin sama anak-anak yang suka sama Michael, jadi gue selalu ngacuhin dia…” tutur Alice sedih. “Terus kenapa lu tolak ‘Riss?! Kenapa lu mesti mikirin anak-anak itu? Mereka gak bakal bisa ngapa-ngapain lu!! Sekarang lu udah gak bisa ngapa-ngapain! Lu kenapa begini sih? Kenapa mesti bohong sama diri lu sendiri sih, ‘Riss…?” kata Alice prihatin. “Dia minta gue buat dateng ke bandara besok… buat ketemu untuk yang terakhir kali nya… Gue mau dateng ‘Lice… Gue mau…” kata Marisska terisak-isak. “Lu harus dateng gue anterin lu ke bandara besok… Sekarang lu tidur, besok gue jemput lu pagi-pagi! Dan inget!!! Lu harus bilang perasaan lu yang sebener nya ke dia! Jangan berlagak bohong untuk kedua kali nya! Ini kesempatan terakhir, Marisska!!” kata Alice tegas. Esok nya… Esok nya… Marisska dan Alice berangkat dengan mobil Alice, namun celaka nya mereka terjebak macet saat di jalan menuju bandara. Marisska terus harap-harap cemas dan selalu menunjukan ekspresi khawatir. Sementara itu di bandara Michael melirik jam tangan nya lalu melihat ke arah ruang tunggu, ia menatap sedih… Namun mungkin Marisska memang tidak datang, pikir nya. Setelah cukup lama terjebak macet Marisska dan Alice pun sampai di bandara… mereka segera turun dan mencari-cari Michael. Mereka berlari-lari di bandara, Marisska bahkan tampak begitu tergesa-gesa dan ketakutan, namun akhirnya ketakutan nya terbalas ketika… “Pesawat Boeing 771-996 dengan tujuan Australia telah di berangkat kan semenit yang lalu… Sekali lagi Pesawat Boeing 771-996 dengan tujuan Australia telah di berangkat kan semenit yang lalu…” Marisska yang mendengar pemberitahuan itu langsung terjatuh… terjatuh dan menangis. Ya… kini ketakutan nya telah terbalas… Ketakutan itu terbalas dengan malapetaka!! Kini ia tak bisa lagi menemui Michael dan ia hanya bisa menangis dan menangis. Alice merangkul nya sedih, lalu mencoba menegarkan nya dan membawa nya. Di dalam mobil Alice berkata “Penyesalan Selalu Datang Belakangan, Marisska…” Dua tahun kemudian… Alice kini telah sukses menjadi sutradara ternama… tapi ia masih mengiringi kehidupan sahabat nya Marisska, Marisska pun telah melanjutkan hidup nya, ia telah menikah dengan seorang pengusaha yang seusia dengan nya. Ia menikah meski tak pernah mencintai lelaki itu. Namun takdir itu tetap lah sesuatu yang gaib, tak di sangka-sangka, setelah dua tahun berada di Aussie… Michael kembali ke Indonesia dengan gelar doktor dan ia pun mencoba untuk kembali menemui Marisska dan menyatakan cinta nya sekali lagi. Ia pun mencoba membuat kejutan yaitu datang ke tempat Alice terlebih dahulu. … “Hei Alice!! Tadi kata si Herman ada yang nyari lu tuh!” kata Joe… yang sekarang menjadi kekasih Alice dan bekerja pada satu naungan sebuah P.H. “Siapa, Joe?” tanya Alice penasaran… Namun Joe hanya mengangkat bahu nya. Alice pun keluar menuju ruang tamu di kantor nya dan… “MICHAEL?!! Lu… lu balik lagi?!” “Ha…ha… Sureprise!! Apa kabar ‘Lice?” kata Michael sambil menjulurkan tangan ke arah Alice. “Baik… lu…” kata Alice sambil menjabat tangan Michael. “Baik… tentu saja baik!! Ngomong-ngomong, gue ke sini ada maksud yang sangat jelas ‘Lice.” kata Michael. “Apa tuh?” tanya Alice penuh selidik. “Gue ke sini, gue balik setelah jadi doktor… Gue ke sini mau ketemu dan utarain sekali lagi perasaan gue sama Marisska. Semoga kali ini dia berubah pikiran.” kata Michael senang. Alice menunjukan ekspresi shock lalu ia menunduk merasa bersalah. “Ya… dia memang udah berubah pikiran ‘Mike… sejak lu berangkat tapi dia terlambat…” kata Alice. “Gak pa-pa sekarang gue balik buat dia.” kata Michael lagi. “Ya, dia terlambat… dan lu juga terlambat…” kata Alice, entah kenapa suara nya makin pahit untuk di dengar. “Maksud lu?” tanya Michael penasaran bukan main, tapi mencoba santai. Alice menghela napas panjang. “Lu terlambat ‘Mike… Marisska udah… udah---“ percakapan mereka terpotong ketika Joe masuk ke ruangan tersebut. “HUWAAA!!! Michael !!! Bener-bener Michael nih?” tanya Joe kaget. “I…ya…” jawab Michael tersenyum. “Wahhh… lu kagak berubah ya?! Masih aja ganteng kayak dulu!” kata Joe senang lalu menjabat tangan Michael. “Dah punya anak berapa lu bro?!” tanya Joe ceplas-ceplos. “Berisik lu!! Dasar kunyuk!! Dia belom nikah tauk!!” kata Alice menimpuk Joe dengan koran. “Aduhhh!!! Lu itu!! Cewek dikit kenapa sih?! Aneh deh dari dulu sampe sekarang udah jadian masih juga begitu!” kata Joe, lagi-lagi ia ceplas-ceplos. Michael melirik Alice bingung… Alice, pacaran… sama siapa… Emang sih dia cakep, tapi dia kan super galak. Galakan juga dia dari guru gue dulu. Kata Michael dalam hati. “Jadian ama siapa lu ‘Lice?” tanya Michael pada akhirnya. “Sama gue bro!!! Masa lu kagak nyadar sih?!!” kata Joe pada Michael. “Haa??!! Lu berdua?!!” Michael terkejut sampai tiba-tiba, koran melayang lagi ke muka nya dan muka Joe. “Berisik lu bedua!!!” kata Alice kesal bercampur malu. “Udah… Joe, gue mau pergi sebentar sama Michael. Lu di sini aja ya!” “O.K.” kata Joe sambil mengedipkan sebelah mata nya ke Alice. Lalu Alice pun pergi bersama Michael, saat di mobil Alice menjelaskan semua nya… “Mike… gue bilang lu terlambat karena… karena Marisska udah nikah! Ya, dia udah nikah sama anak temen papa nya. Sekarang dia udah jadi istri pengusaha yang seusia sama dia, nama nya Henry.” kata Alice. Michael terbelalak… ia mencoba mengeluarkan kata-kata tapi tak bisa… “Sekarang gue ajak lu ketemu sama dia… Gak pa-pa lu tenang aja suami nya ada tugas di Bali, jadi dia sendirian di Jakarta sekarang.” kata Alice sambil menyetir, lalu menelpon Marisska agar menemui nya di sebuah kafe. Di Kafe… Marisska datang ke kafe tempat ia dan Alice janjian, di sana ia bingung mendapati Alice sedang bersama seorang pemuda, tapi pemuda itu bukan Joe… Siapa ya… batin Marisska. Ia melangakah secepat mungkin dan betapa terkejut nya saat ia menyadari kalau pemuda itu adalah Michael. Tiba-tiba saja langkah nya terhenti. Alice yang menyadari bahwa Marisska sudah datang langsung menjemput nya, lalu membawa mereka berdua pergi dari kafe itu. Alice membawa mereka ke sebuah taman yang lebih sepi dan tenang di banding kafe… ia membiarkan Marisska dan Michael berbicara di sana. Marisska tampak begitu terkejut dan sedih. “Apa kabar lu… ‘Riss?” tanya Michael canggung. “Baik… lu sendiri…?” jawab Marisska. “Tadi nya baik… tapi gak sekarang, setelah gue tau lu udah jadi istri orang.” kata Michael berusaha tenang. Marisska menitikan air mata nya… Ia tak kuat, ia pun memeluk Michael. “Maafin gue ‘Mike… kalo aja gue lebih jujur sama lu… tapi gue gak ngelakuin itu. Maaf” kata Marisska sedih. “Kenapa lu gak nungguin gue? Kenapa lu buang harapan lu buat ketemu gue?” tanya Michael. “Gua kalah sama air mata mama ‘Mike, mama minta gue untuk segera nikah sama Henry, gua coba untuk tetap nunggu lu, tapi lu tetap gak balik. Akhirnya gue terpaksa nikah sama dia…” kata Marisska menangis di dalam pelukan Michael. Michael menitikan air mata nya juga, ia mengusap rambut Marisska… rambut Marisska tidak lagi panjang seperti dulu, tapi ia masih cantik sama seperti dulu. Michael merangkul nya begitu erat, ia mengangkat wajah gadis itu dan mencium bibir nya… Mereka menangis mencurahkan segala kesedihan yang selama ini mereka pendam. Akhirnya kini pupus lah sudah semua harapan yang terpendam… Kini tinggal lah air mata… Yang hanya bisa turun seperti deras nya hujan… Kini semua berakhir dengan kesedihan yang pasti akan berbekas sampai mati… Namun beginilah takdir… Selama nya ia adalah hal gaib… Yang tak seorang pun tahu… Melainkan Tuhan… Dan seperti yang sering di katakan orang… Bahwa… Penyesalan Akan Selalu Datang Di Saat-Saat Terakhir… … Takdir … …
TAMAT…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar