Senin, 18 April 2011

Semarak Bulan Purnama

Malam yang indah mengingatkanku dengan kejadian yang membahagiakan hari ini, membawa pikiranku terbang tinggi melayang mengalahkan bintang-bintang di langit. Sekilas senyumnya hadir bersama kelip bintang-bintang itu. Indahya tak bisa kuungkapkan. Selesai rapat Osis tadi, tiba-tiba Dendy mengajakku untuk datang ke Pensi yang akan diadakan tiga hari lagi. Dan tentu saja aku menerimanya. Aku membayangkan betapa kagumnya teman-teman saat melihat aku datang ke Pensi bersama Sang Ketua Osis yang sangat di kagumi. Tidak lama kemudian, mama mengetuk pintu kamar dan menghilangkan semua khayalanku. “sayang,, ada telepon dari Resti.” Kata mama sambil memberikan telepon kepadaku. Resti adalah sahabatku yang paling baik dan setia. “Halo?” kata Resti. “Hy. Ada apa Res?” “Besok kamu ada acara tidak? Tadi aku SMS ke Hp kamu tapi ngga di bales, makanya aku telp ke rumah. ” ucapnya. “Sepertinya tidak ada. Hpnya lowbat, jadi aku matiin. Maaf ya!” “Kamu temenin aku cari baju untuk Pensi nanti ya!! Mau ngga?” pintanya dengan penuh harap. “Iya. Iya. Kamu kenapa ngga di sekolah saja ngomongnya?” Tanyaku.” Seperti tidak ada hari esok saja.” Benakku. “Besok aku ngga sekolah. Banyak sekali tugas dan aku belum mengerjakannya, jadi dengan senang hati aku tidak masuk. Pulang sekolah kamu langsung ke rumah ya!” “Kamu ini, ngga pernah berubah. Oke, sepulang sekolah aku ke rumahmu.” Resti pun segera mengakhiri teleponnya dan setelah mengembalikan telepon ketempatnya, aku bergegas untuk tidur. ****** Hari ini aku tidak melihat Dendy, padahal aku berharap sekali untuk bertemu dengannya, dan dia memastikan untuk datang bersamaku nanti. Sampai jam pulang sekolah pun aku tidak melihatnya. Ingin bertanya kepada teman sekelasnya, namun aku malu. Setelah menemani Resti memilih gaun di butik langganannya, aku merasa sangat lelah dan memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Sebenarnya aku ingin membeli gaun yang baru, tetapi mama sudah menyiapkan gaun miliknya yang sudah tidak di pakai lagi. Kata mama gaun itu adalah gaun yang pertama kali mama pakai ketika bertemu dengan papa. Semoga saja itu terjadi kepadaku jika aku memakainya. ****** Keesokkan harinya, Dendy menghampiriku di kantin ketika aku sedang menunggu somay yang sudah di pesan oleh Resti. Dan dia bertanya tentang Pensi malam ini. Spontan teman-teman yang berada di kantin terpaku melihat ke meja tempat kami duduk. Aku merasa ini semua seperti the-javu. Tapi ini bukan the-javu, ini khayalanku kemarin saat berharap bertemu dengannya. Dia bertanya dengan harap-harap cemas dan sedikit malu karena tatapan teman-teman yang lainnya. “Iya”Kataku sambil tersenyum. Senangnya dalam hati..****** Ketika aku ingin tidur siang, Mama masuk ke kamarku dan memberikan gaun hitam dengan gaya retro modern. Sangat indah dan cantik dibandingkan gaun yang aku lihat di butik kemarin. “Terima kasih mah” Ucapku sambil memeluknya. “Sama-sama sayang, kamu pasti akan terlihat lebih cantik dengan gaun ini.” Tidak sabar rasanya untuk segera memakai gaun itu ke Pensi. Tiba-tiba Hpku bergetar, ternyata ada sms dari Dendy. “Ngga sabar untuk ketemu kamu malam ini, aku ingin memberikan hadiah spesial untuk kamu. AISHITERU..” Aku membacanya sekali lagi untuk memastikan. Takut ini hanyalah mimpi belaka. Ya Tuhan,, jika ini hanya mimpi, maka jangan bangun aku dari mimpi ini. Kriiiing….kriiiing….kriiiing… Alarm berbunyi pukul 06.00, aku segera mandi dan memakai gaun yang mama berikan untukku. Setelah selesai berhias, aku menuju meja makan untuk makan malam. Tapi kenapa makanan yang aku makan terasa hambar?? Aku kembali ke kamar untuk memeriksa perlengkapan yang perlu aku bawa, ketika memeriksa Hp, aku melihat ada pesan dari Dendy. Ternyata SMS yang tadi bukan mimpi, karena aku membacanya saat terlelap tidur, jadi aku kira itu hanya mimpi dan aku belum membalas smsnya. Aku hanya membalas “ kamu bisa saja” send... Dendy keluar dari Honda jazz biru metaliknya. Dia terlihat keren sekali dengan kemeja putih dan jas yang di gantungkan pada lengannya. Dia pamit kepada Orang tuaku dan kami melesat menuju sekolah. Kami tidak banyak bicara, “Kamu cantik sekali malam ini” pujinya. Terkesan hanya sekedar basa-basi. Namun membuat Jantungku berdegup kencang. Ini tidak seperti biasanya. Sesamapainya di sekolah, kami menandatangani buku peserta Pensi. Mereka memandang kami dengan senyum yang terlihat manis dan di buat-buat.Panitia Pensi ini sangat kretif karena mampu membuat Pensi ini terkesan informal walaupun diadakan di sekolah. Mereka mengadakan Pensi di saat Malam Bulan Purnama, jadi mereka memberi nama Pensi ini ‘SEMPURNA’ Semarak Malam Bulan Purnama.Di tengah acara, Dendy naik ke atas panggung untuk menyampaikan sambutan dari Ketua Osis. Aku tidak mendengar apa yang disampaikan Dendy di atas panggung, aku sibuk mencari Resti, katanya dia akan datang bersama Dzikra. Dimana dia??? Dendy mengajakku untuk melihat indahnya Bulan Purnama, kemudian dia menyatakan perasaannya kepadaku. Aku sungguh tidak menyangka bahwa dia SUKA kepadaku. Aku sangat senang sekali. Dia menceritakan pertama kali melihatku di Ruang Osis sedang menyiapkan data Kandidat Ketua Osis yang baru. Karena sering berinteraksi tentang masalah Osis di ruang rapat, dia menyimpan perasaan yang sama sekali tidak aku sadari. “Terima kasih Ndy sudah menyimpan perasaan itu untukku.” Ucapku dalam hati. Bulan purnama yang akan jadi saksi. Bersamaan dengan itu pula mengalun lagu yang berjudul Risalah Hati yang di bawakan oleh pengisi acara Pensi malam ini. Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku. meski kau tak cinta kepadaku.Beri sedikit waktu, biar cinta datang karna telah terbiasa.. ****** Semoga hubungan kami lancar dan sukses, selancar dan sesukses acara Pensi ini.
****** The End *********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar