Rabu, 08 Desember 2010

Menanti

Dedaunan masih bergoyang, laju kendaraan makin tak tertahankan lagi, seorang anak kecil bersepeda sangat dekat dengan jalan raya, membuat siapapun yang melihatnya menjadi berdebar-debar. Taman ini terlalu sepi, biasanya banyak orang yang datang kesini, orang tua, anak-anak tak luput para orang dewasa yang sedang di mabuk cinta. Sepi ini mungkin terasa amat terasa bagiku, namun hatiku tak melebihi kesepian ini, rasanya tak ada lagi suara di dunia ini yang dapat terdengar di telinga.Sepi.... seorang diri.... begitu hatiku berkata. Hatiku mulai bimbang, sebelah masih memikirkan penyebab rasa sepi ini. Seekor kupu-kupu hitam mendekati bunga mawar itu, sejenak kulihat kupu-kupu itu akan mendekat ke dalam warna merah itu, tapi entah ada apa dia tak jadi mendekatinya dan malah pergi terbang tinggi hingga tak terlihat lagi karena sinar matahari mulai meninggi. Taman ini mulai ramai, sejumlah anak tk mulai datang dibelakang mereka ada 2 wanita yang kemungkinan besar itu adalah pengajar mereka. Mereka berlarian kesana-kemari, tertawa bersama tanpa ada masalah. Andai aku bisa seperti itu, mungkin aku bisa melakukannya tapi entah kapan, menanti rasa sepi ini terbawa oleh sinar mentari seperti kupu-kupu yang terbang tadi.Bangkit dari tempat duduk, menatap mentari yang mulai terasa panas, mencoba tuk melupakan rasa sepi ini, semoga saja penyebab sepi ini bisa segera kembali, dan membuat hariku seperti anak-anak tk tadi,bisa berlari dengan penuh tawa. Ku jalani jalan taman ini kembali, melewati anak-anak tadi dan dengan sihir mereka membuat ku tersenyum pada mereka. Sepi, oh sepi kapan kau kembali,
kumenunggumu di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar